Jumat, 28 Agustus 2009

Pasal 5 - Dari Percaya Menuju Pencerahan

“Allah sangat tidak peduli. Qur’an penuh dengan kesalahan...

Allah tidak eksis dimanapun kecuali dalam pikiran orang yang tidak waras.

...Betapa kecewanya saya ketika saya menyadari bahwa selama bertahun-tahun saya berdoa kepada sebuah fantasi”.

Memang mudah menyebut orang yang meninggalkan Islam sebagai “orang yang sesat”, namun tidak mudah menjalani hidup sebagai orang yang sesat. “Proses berjalan dari iman kepada pencerahan adalah sesuatu yang sulit dan menyakitkan”, dan menurut Ali Sina hal itu bukanlah sebuah keputusan yang mudah.

Dilahirkan dalam sebuah keluarga yang religius, Ali menjadi sangat prihatin terhadap ajaran-ajaran fanatik dari para mullah di mesjid keluarganya. Lebih jauh lagi, ia tidak dapat mengerti kebencian banyak orang Muslim yang dialamatkan kepada hampir semua orang non-Muslim.

Ali juga menyaksikan bagaimana pengajaran yang ia terima mengenai Qur’an berisi kebencian dan menganjurkan prasangka buruk. Ketika ia merasa sulit menerima hal ini, ia mulai bertanya bagaimana Pencipta alam semesta ini dapat begitu kejam dan berpikiran sempit, terutama berkenaan dengan kaum wanita yang adalah embisil (kaum yang dipandang lebih rendah daripada idiot – Red). Dalam negara Islam, kesaksian seorang wanita dianggap tidak dapat dipercaya di pengadilan, dan jika seorang wanita diperkosa ia tidak dapat menggugat pemerkosanya. Karena menyaksikan pelecehan seperti itu terhadap kaum wanita dan hak-hak mereka, Ali akhirnya membuka sebuah situs untuk menjangkau orang-orang Muslim lainnya yang berhati baik, yang mungkin mempunyai keprihatinan yang sama dengannya. Para penganut Islam segera membungkamnya. Namun, ia mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk memulai lagi dan hari ini ia percaya bahwa cara-cara lama dengan membunuh orang-orang sesat, membakar kitab-kitab mereka, dan membungkam mereka tidak akan berhasil. Dalam jaman modern ini, Ali percaya tidak seorang pun dapat menghentikan orang untuk membaca dan berpikir secara kritis, dan bahwa sekarang pintu untuk kebebasan berpikir telah terbuka dan tidak akan ditutup lagi.

Selasa, 04 Agustus 2009

IRAN Perintahkan Perkosa Wanita Perawan sebelum Eksekusi

Oh Tuhanku…, pemerintah Iran di bawah Khamenei WAJIBKAN APARAT PERKOSA wanita perawan sebelum dieksekusi mati

Biadab! Anjing! Babi! Lebih setan dari iblis kalian! Mengaku negara kalian berdasarkan hukum Islam tapi nyatanya perilaku kalian lebih-lebih dari iblis! Wahai wanita Iran, bangkitlah, LAWAN! Untuk televisi CNN, please go to Iran to investigate this, and then tell the world.

Seorang aparat keamanan Iran tidak dapat menyimpan rahasia tugasnya karena selalu dibayangi rasa bersalah, lalu dia mengungkapkan sebuah kebusukan pemerintahan Iran selama ini kepada seorang wartawan freelance yang kemudian diterbitkan secara eksklusif di suratkabar The Jerusalem Post edisi 19 Juli 2009.

Portal berita Indonesia, InilahCom, mengutip berita ini antara lain: “Mereka dipaksa menikahi tahanan perempuan yang masih perawan pada malam hari sebelum eksekusi. Kemudian mereka diwajibkan memerkosa para perempuan itu sebelum mereka memenuhi syarat untuk eksekusi. Sebab di Iran, eksekusi mati tidak boleh dilakukan terhadap perempuan yang masih perawan. Sehingga pemerintah yang dikendalikan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pun memutuskan demikian.” Judul yang dipakai InilahCom: Iran sahkan perkosaan sebelum eksekusi mati?