Jumat, 28 Agustus 2009

Pasal 5 - Dari Percaya Menuju Pencerahan

“Allah sangat tidak peduli. Qur’an penuh dengan kesalahan...

Allah tidak eksis dimanapun kecuali dalam pikiran orang yang tidak waras.

...Betapa kecewanya saya ketika saya menyadari bahwa selama bertahun-tahun saya berdoa kepada sebuah fantasi”.

Memang mudah menyebut orang yang meninggalkan Islam sebagai “orang yang sesat”, namun tidak mudah menjalani hidup sebagai orang yang sesat. “Proses berjalan dari iman kepada pencerahan adalah sesuatu yang sulit dan menyakitkan”, dan menurut Ali Sina hal itu bukanlah sebuah keputusan yang mudah.

Dilahirkan dalam sebuah keluarga yang religius, Ali menjadi sangat prihatin terhadap ajaran-ajaran fanatik dari para mullah di mesjid keluarganya. Lebih jauh lagi, ia tidak dapat mengerti kebencian banyak orang Muslim yang dialamatkan kepada hampir semua orang non-Muslim.

Ali juga menyaksikan bagaimana pengajaran yang ia terima mengenai Qur’an berisi kebencian dan menganjurkan prasangka buruk. Ketika ia merasa sulit menerima hal ini, ia mulai bertanya bagaimana Pencipta alam semesta ini dapat begitu kejam dan berpikiran sempit, terutama berkenaan dengan kaum wanita yang adalah embisil (kaum yang dipandang lebih rendah daripada idiot – Red). Dalam negara Islam, kesaksian seorang wanita dianggap tidak dapat dipercaya di pengadilan, dan jika seorang wanita diperkosa ia tidak dapat menggugat pemerkosanya. Karena menyaksikan pelecehan seperti itu terhadap kaum wanita dan hak-hak mereka, Ali akhirnya membuka sebuah situs untuk menjangkau orang-orang Muslim lainnya yang berhati baik, yang mungkin mempunyai keprihatinan yang sama dengannya. Para penganut Islam segera membungkamnya. Namun, ia mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk memulai lagi dan hari ini ia percaya bahwa cara-cara lama dengan membunuh orang-orang sesat, membakar kitab-kitab mereka, dan membungkam mereka tidak akan berhasil. Dalam jaman modern ini, Ali percaya tidak seorang pun dapat menghentikan orang untuk membaca dan berpikir secara kritis, dan bahwa sekarang pintu untuk kebebasan berpikir telah terbuka dan tidak akan ditutup lagi.

Selasa, 04 Agustus 2009

IRAN Perintahkan Perkosa Wanita Perawan sebelum Eksekusi

Oh Tuhanku…, pemerintah Iran di bawah Khamenei WAJIBKAN APARAT PERKOSA wanita perawan sebelum dieksekusi mati

Biadab! Anjing! Babi! Lebih setan dari iblis kalian! Mengaku negara kalian berdasarkan hukum Islam tapi nyatanya perilaku kalian lebih-lebih dari iblis! Wahai wanita Iran, bangkitlah, LAWAN! Untuk televisi CNN, please go to Iran to investigate this, and then tell the world.

Seorang aparat keamanan Iran tidak dapat menyimpan rahasia tugasnya karena selalu dibayangi rasa bersalah, lalu dia mengungkapkan sebuah kebusukan pemerintahan Iran selama ini kepada seorang wartawan freelance yang kemudian diterbitkan secara eksklusif di suratkabar The Jerusalem Post edisi 19 Juli 2009.

Portal berita Indonesia, InilahCom, mengutip berita ini antara lain: “Mereka dipaksa menikahi tahanan perempuan yang masih perawan pada malam hari sebelum eksekusi. Kemudian mereka diwajibkan memerkosa para perempuan itu sebelum mereka memenuhi syarat untuk eksekusi. Sebab di Iran, eksekusi mati tidak boleh dilakukan terhadap perempuan yang masih perawan. Sehingga pemerintah yang dikendalikan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pun memutuskan demikian.” Judul yang dipakai InilahCom: Iran sahkan perkosaan sebelum eksekusi mati?

Minggu, 26 Juli 2009

AKAR-AKAR TERORISME DALAM AL'QURAN (by Mohammed Ghazoli)

Peristiwa seperti ini adalah mirip dengan perkawinan Muhammad dengan Juwairiyyah bint Al-Haris, yang terjadi ketika nabi membunuh ayah dan suaminya yang ditawan, lalu mengawini sang istri. Aisyah menjawab perilaku Muhammad ini dengan mengkhianatinya sebagaimana dikutip di atas.[1] Di sini, saya hanya mempersoalkan sebuah pertanyaan klasik: Apakah itu adalah perilaku dari seorang nabi yang diutus Tuhan? Sangat jelas bahwa Islam berkembang dilandasi dengan banyak darah tertumpah. Dimulai dengan perampasan, pembunuhan, pencurian dan perampokan karavan-karavan kaum Quraishi yang datang dari Damaskus ke Mekah. Kemudian berlanjut dengan menyerang kaum Yahudi, baik itu di Khaybar maupun di Medina, dan kaum Nasrani di Medina dan Taif juga tidak luput dari pembantaian.

Kaum Muslim hingga kini mengikuti langkah-langkah Muhammad, sebagai pendiri Islam. Itu sebabnya, hari ini kita menyaksikan para Islamist di Mesir merampok gereja-gereja dan toko-toko orang Kristen, membunuh mereka tanpa perasaan. Di Aljazair, Muslim fanatik telah membunuh orang-orang tidak berdosa tanpa pertanyaan, Muslim maupun non-Muslim, hanya karena merasa ada pihak-pihak yang menentang agenda politik dan agama Islam.

Senin, 13 Juli 2009

KEKERASAN, BUMERANG BAGI ISLAM?

TV Al-Jazeera tanggal 21 Februari 2006 menayangkan sebuah debat-interview dari MEMRI TV Clip yang menggemparkan dunia Islam. Seorang psikiater wanita Arab-Amerika, Dr. Wafa Sultan berdebat dengan Sheik Dr. Ibrahim Al-Khouli. Hasilnya begitu menghebohkan sehingga 3 minggu sesudahnya, Clip tersebut telah dikunjungi lebih dari 3 juta pemirsa pada website MEMRI TV. Intisari dari debat-interview tersebut juga dipetikkan dan diberitakan dalam halaman depan New York Times, tanggal 11 Maret 2006. Anda dapat menyaksikan Clip ini serta transkrip New York Times yang lengkap dengan mengunjungi www.memritv.org/search.asp?ACT=S 9&P1=1050 dan http://memri.org/bin/opener latest.cgi?ID=SD111306

Dalam debat interview tersebut, Dr Sultan mengkritisi dengan sengit para ulama Muslim, pejuang perang suci dan pemimpin politik yang dianggap telah melencengkan ajaran Nabi Muhammad dan Al-Quran selama 14 abad. Ia berkata bahwa dunia Muslim – yang dibandingkannya terhadap Yahudi – telah jatuh dalam pusaran kasihan diri dan kekerasan.

Dr Sultan berkata bahwa dunia tidak menyaksikan adanya bentrokan antar agama atau budaya, melainkan pertarungan antara modernitas dan barbanisme, suatu pertarungan dimana kekuatan kekerasan dan reaksioner Islam dipastikan akan dikalahkan.

(Inilah yang dikatakannya):
Wafa Sultan: “Bentrokan yang kita saksikan di seluruh dunia ini bukanlah bentrokan antar agama-agama atau antar budaya, melainkan bentrokan antara dua kubu yang saling bertentangan, antara dua era. Ini sebuah bentrokan antara mentalitas milik abad pertengahan terhadap mentalitas milik abad ke-21. Ini sebuah bentrokan antara peradaban dan keterbelakangan, antara yang beradab dan yang primitive, antara barbaritas dan rasionalitas.

Minggu, 14 Juni 2009

Pertukaran Pikiran - Dialog Antar Budaya

Muslim berkata mereka ingin berdialog (bertukarpikiran) antar budaya. Budaya apa? Islam sendiri adalah anti budaya. Islam menentang kebudayaan. Islam adalah barbar dan biadab. Lebih jauh lagi, pertukaran pikiran bukanlah kebiasaan dalam dunia Islam.

Di bulan September 2006, para Muslim sekali lagi mengangkat senjata. Kali ini gara2 ucapan Paus Benedict XVI di Universitas Regensburg di Jerman, di mana dia menjabat sebagai profesor di bidang theologia. Di pidatonya yang berjudul “Iman dan Akal” dia menjabarkan perbedaan mendasar antara pandangan Kristen bahwa Tuhan adalah makhluk berakal, dan ini serupa dengan konsep Yunani tentang logos, dan pandangan Islam bahwa “Tuhan sama sekali di luar akal,” sehingga melakukan apapun yang menyenangkan hatinya, tidak dibatasi apapun, termasuk akal, dan, karenanya, perbuatannya tidak masuk akal bagi manusia.

Paus Benedict mengutip percakapan yang terjadi di tahun 1391 antara Kaisar Bizantium Manuel II Paleologus yang terpelajar dan ilmuwan Persia tentang hal Kristen dan Islam. “Dalam diskusi ini,” kata Paus, “sang Kaisar membahas tentang jihad (perang suci Islam) dan mengatakan pada rekan diskusinya, ‘Tunjukkan padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad, dan yang kau akan temukan hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk menyebarkan agamanya dengan pedang.’ Setelah menyatakan pendapatnya secara tegas, sang Kaisar melanjutkan dengan menerangkan alasan2 yang rinci mengapa menyebarkan agama dengan pedang merupakan perbuatan yang tidak masuk akal. Kekerasan merupakan sifat yang berlawanan dengan Tuhan dan sifat asli hati nurani. 'Tuhan', katanya, ‘tidak suka pertumpahan darah – dan bertindak secara tak masuk akal merupakan hal yang bertentangan dengan sifat Tuhan.

Sirat Rasul Allah






Bab 6: Jika Orang Waras Mengikuti Orang Tidak Waras

Satu cara untuk mengerti Islam dan sifat fanatik para pengikutnya adalah dengan cara membandingkannya dengan aliran kepercayaan sesat lainnya. Islam dianut oleh kurang lebih 1.2 milyard Muslim. Jika kau sendiri adalah Muslim, kau tentunya telah bertemu dengan orang2 Muslim dan tidak melihat apapun yang salah dalam diri mereka. Para Muslim bisa tampak seperti kebanyakan orang lain yang bekerja dan membesarkan anak2 mereka. Mereka bisa jadi adalah para karyawan, kolega, pemimpin, tetangga, dan warga negara yang baik. Mereka ramah, tidak lebih baik atau buruk dibandingkan orang lain pada umumnya. Mungkin tiada yang tampak aneh pada diri mereka yang membuat orang lain menduga mereka anggota dari aliran sesat. Akan tetapi, jangan biarkan penampilan mereka mengelabuimu. Islam adalah aliran sesat dan Muhammad bermental sesat.

Berdasarkan kamus, penjabaran kata fanatisme adalah antusiasme (kesenangan) yang berlebihan, pengabdian yang tak masuk akal, pemikiran yang liar dan muluk terhadap sesuatu hal, terutama agama. Orang tidak memeluk agama untuk jadi pembunuh dan teroris. Ini malah sebaliknya dari tujuan orang beragama. Lalu apakah yang membuat seseorang jadi begitu fanatik sehingga mengindahkan nalar, dan melakukan perbuatan barbar, pembunuhan dan bahkan siap mengorbankan nyawa demi dan bagi agama? Apakah pengabdian umat beragama ini menunjukkan kebenaran tujuan pengorbanan tersebut?

Mari kita amati aliran kepercayaan Kenisah Rakyat (People’s Temple) dan membandingkannya dengan Islam. Semua aliran sesat punya sifat2 dasar yang serupa. Kita bandingkan islam dengan aliran sesat manapun dan hasilnya akan sama. Neal Osherow telah mempelajari Kenisah Rakyat dan di tulisannya yang berjudul Sebuah Pengamatan Jonestown: Memahami Hal yang Tak Masuk Akal (An Analysis of Jonestown: Making Sense of the Nonsensical), dia menjelaskan seluk-beluk aliran2 sesat dengan jelas.

Bab 5: Muhammad dan aliran Sesatnya

Kita sering tersentak oleh tingkat fanatisme muslim. Jutaan muslim melakukan kerusuhan, membakar gereja2 dan membunuh orang2 tak bersalah hanya karena satu koran menerbitkan kartun Muhammad atau karena Paus mengutip perkataan Kaisar abad pertengahan yg bilang kekerasan tidak cocok dengan sifatnya Tuhan.

Orang2 pada umumnya berat sebelah dan cenderung memihak pada sebuah sistem kepercayaan yang punya banyak pengikut. Mereka percaya bahwa jumlah besar dari islam membuatnya pantas dianggap sebagai sebuah agama. Tapi apakah islam benar2 sebuah agama?

Ada yang bilang bahwa semua agama pada awalnya adalah sebuah cult (aliran kepercayaan) sampai, seiring berlalunya waktu, mereka pelahan mendapat penerimaan dan mendapat status agama. Betapapun, ada karakteristik tertentu yang membedakan cult dari agama. Dr. Janja Lalich dan Dr. Michael D. Langone telah membuat daftar yang menjelaskan cult dengan cukup adil.[1] Semakin banyak sebuah kelompok atau sebuah doktrin punya karakteristik ini, semakin dekat dan menjadi keharusan utk didefinisikan dan diberi label sebagai sebuah cult, bukannya agama. Berikut ini adalah daftar tsb, yang saya bandingkan dengan Islam, poin demi poin.

1. Kelompok ini menunjukkan kefanatikan yang berlebihan dan komitmen tanpa keraguan/pertanyaan2 terhadap : pemimpinnya (baik sudah mati ataupun masih hidup), sistem kepercayaannya, ideologinya dan praktek2nya, dan menganggap itu semua sebagai hal yang Benar, sebagai Hukum.

Bab 4: Penyakit pada Tubuh Muhammad

Secara fisik, Muhammad adalah orang yang sakit. Ketika masih muda, tentunya penampilan Muhammad menarik hati Khadijah. Akan tetapi di tahun2 terakhir hidupnya dia memiliki keanehan fisik yang mengherankan pengikut2nya. Anad berkata, “Sang Nabi punya tangan2 dan kaki2 yang besar, dan aku tidak pernah melihat orang lain seperti dia, sebelumnya atau sesudahnya, dan telapak tangannya lembut.” [1]

Selain tangan2 dan kaki2nya, bagian2 wajahnya juga membesar di luar proporsi normal. Imam at-Tirmidhi [2] di bukunya yang berjudul Book of Merits (manaqib), teleh mengumpulkan beberapa ahadis yang menjabarkan penampilan fisik Muhammad. Pengamatan terhadap ahadis ini akan memberi keterangan bagaimana keadaan kesehatan dan penyakitnya. Aku mengutip penjabaran lengkap dari pengikutnya tentang dirinya – mereka memuji kebinarannya, mengatakan ketampanannya melebihi bulan, atau setiap orang berdiri kagum atas ketampanannya yang bagaikan bulan dan penampilannya yang mempesona, dll.
Ini semua adalah penilaian subyektif dan tidak punya nilai ilmiah. Di tulisan kaki kukutip beberapa penjabaran obyektif pengikutnya tentang dirinya. [3]
Di bawah ini adalah daftar keadaan tubuh Muhammad dari hadis:

Rabu, 10 Juni 2009

GELLER: NO 9/11 MOSQUE!

Dalam artikel “No 9/11 Mosque” yang dirilis di Human Event.com (Human Events) Jumat lalu, Pamela Geller menjelaskan apa yang salah dengan rencana untuk mendirikan mesjid dekat situs Ground Zero, dimana 2 gedung raksasa WTC hancur menjadi debu karena ditabrak dengan pesawat komersil oleh para teroris Islam.

Dewan Pengurus Komunitas untuk distrik finansial kota New York, minggu lalu dengan keputusan bulat mengesahkan gambar konstruksi sebuah mesjid 13 lantai dan pusat budaya Islam yang rencananya akan didirikan tepat di seberang Ground Zero.

Orang mungkin berpikir bahwa komunitas Muslim (apabila mesjid ini nantinya jadi dibangun), bisa diarahkan untuk memiliki sensitifitas yang tinggi mengenai apa pun. Setiap kali terjadi serangan jihad (yang saat ini frekuensinya semakin meningkat), mereka mulai menyerukan mengenai sensitivitas Muslim, dan mengajari kita gambaran tentang penghinaan dan hujatan yang dialamatkan pada Islam atau kaum Muslim.

Minggu, 07 Juni 2009

Bab 3: Pengalaman Bawah Sadar Muhammad

Teknologi baru dalam mempelajari cara kerja otak manusia semakin mempermudah pengertian akan pengalaman mistik Muhamad yang diakuinya sendiri secara gamblang. Untuk menghindari orang menuduhnya membual, ia menunjuk Allah untuk menggambarkan apa yg dilihatnya.

Dari ia berada diufuk yang tertinggi.
Dia datang mendekat dengan bergerak turun kebawah.
Lalu Dia menurunkan kepada hambaNya apa yang patut diturunkan.
Hati tidak mengada-ada tentang apa yang telah dilihatnya.
Adakah kamu meragukan apa yang dia telah lihat ?
Dia telah melihat disuatu turunan yang lain.
Dipenghujung kesudahan.
Dimana lokasi Syurga yang abadi ditempatkan.
Mata mata tidak berpaling, dan tidak juga menjadi buta.
(Q.53:6-1 http://www.submission.org/indonesia/quran/sura-53.html

Dalam ayat lain ia secara tegas menyatakan tentang pengalaman visualnya:

Dia melihatnya diufuk yang tinggi. (Q.81:23)

Sebuah hadis melaporkan sang nabi bercerita ttg pengalamannya:

Selasa, 19 Mei 2009

Bab 2: Riwayat Pribadi Muhammad

Terdapat puluhan ribu kisah/riwayat pendek tentang Muhammad. Kebanyakan adalah karangan/dibuat-buat, sebagian lainnya lemah dan diragukan kesahihannya, tapi sisanya dipercaya sebagai Hadits (tradisi/kisah/riwayat dari mulut kemulut) yang Sahih (otentik, benar). Dengan membaca Hadits Sahih ini, sebuah gambaran konsisten yang jelas dari Muhammad muncul dan dimungkinkan utk membuat evaluasi yang kurang lebih tepat mengenai karakternya dan keadaan psikologinya.

Gambar yang muncul adalah gambaran seorang yang narsistik. Dalam bab ini saya akan mengutip sumber-sumber berwenang dalam hal narsisisme dan kemudian akan mencoba menunjukkan bagaimana Muhammad cocok sekali dengan profil tersebut.

Para akademisi dan ilmuwan yang melakukan riset dalam hal ini telah dibatasi karena para muslim tidak mau dan tidak akan mengijinkan penyelidikan objektif kedalam Quran atau kehidupan Muhammad. Tapi, apa yang ditulis mengenai dia tidak hanya konsisten dengan definisi narsisme, tapi juga bisa dilihat dalam banyak tindakan aneh yang mirip, yang dilakukan oleh para muslim itu sendiri di seluruh dunia. Dengan demikian, penyakit kepribadian/jiwa dari satu orang telah ditularkan seperti sebuah warisan kepada para pengikutnya, dimana sakit kejiwaan dari satu orang, yang luar biasa dalam hal keasyikan-terhadap-dirinya-sendiri, telah menyebar dan menulari jutaan para pengikutnya, membuat mereka bertindak sama berbahaya, irasional dan asyik-sendiri.

Adalah melalui pengertian dari psikologi Muhammad, kekejamannya dan etika situasionalnya yang begitu penting bagi karakternya inilah, kita mulai untuk mengerti kenapa para muslim begitu tidak toleran, begitu suka kekerasan dan begitu paranoid. Kenapa mereka melihat diri sendiri sebagai korban ketika mereka sendirilah yang menjadi penyerang dan penyebab adanya korban!

Minggu, 17 Mei 2009

Bab I - SERANGAN-SERANGAN YANG DILAKUKAN MUHAMMAD (Bag 3)

Penyerangan

Orang Muslim biasanya bangga untuk membicarakan “peperangan” Muhammad. Kebanggaan ini tiada dasarnya. Muhammad menghindari perang sebenarnya. Dia lebih memilih penyergapan atau penyerangan mendadak sehingga dia bisa mengalahkan korban-korbannya yang kaget dan membantainya sewaktu mereka tidak siap dan tidak bersenjata.

Di sepanjang sepuluh tahun hidupnya, setelah hijrah ke Medina dan merasa kuat di tengah-tengah pengikutnya, Muhammad melalukan 74 penyerangan.1 Beberapa dari penyerangan ini adalah pembunuhan-pembunuhan atas perorangan saja, dan penyerangan lainnya melibatkan ribuan orang. Dia ikut dalam 27 usaha penyerangan dan ini disebut ghazwa. Penyerangan-penyerangan yang diperintahkannya tapi dia sendiri tidak ikut menyerang disebut sebagai sariyyah. Baik ghazwa maupun sariyyah berarti serangan mendadak atau penyergapan.

Jikalau Muhammad ikut menyerang, dia selalu berada di bagian belakang tentaranya, dilindungi tentara khususnya. Tiada keterangan manapun dalam biografi Muhammad yang menuliskan dia sendiri bertarung melawan musuh.

Kamis, 14 Mei 2009

Bab 1: Siapakah Muhammad?

(3) Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu, (4) dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. (5) Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (6) Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (8 ) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. (Q. 93:3-8)1

Marilah kita mulai dengan kisah Muhammad. Siapakah dia dan apa yang dipikirkannya? Di bab ini dengan singkat akan dijabarkan kejadian2 penting dalam hidupnya. Islam adalah sama dengan Muhammadisme. Muslim memang bilang mereka tidak menyembah siapapun selain Allah, tapi Allah hanyalah alter ego atau alias lain Muhammad, atau wujud karangannya sendiri. Dalam prakteknya, yang disembah Muslim sebenarnya adalah Muhammad dan memang itulah yang diinginkan Muhammad. Islam adalah aliran kepercayaan yang bersumber dari Muhammad. Kita akan baca kata2nya yang tercantum dalam Qur’an, yang diakuinya sebagai kata2 Tuhan, dan menilai dirinya melalui kacamata sahabat2 dan istri2nya.
Kita akan melihat bagaimana dia berubah dari pengkhotbah yang tidak dipedulikan orang2 menjadi pemimpin seluruh Arabia hanya dalam waktu sepuluh tahun, bagaimana dia memecah-belah orang2 agar bisa menguasai mereka, bagaimana dia membangkitkan keinginan memberontak dan benci dan marah orang2 untuk mengobarkan perang terhadap orang lain dan bagaimana dia menggunakan penyerangan2, perkosaan, siksaan, dan pembunuhan untuk membuat takut korban2nya dan menundukkan mereka.

Pengenalan

Setelah serangan 9/11 di Amerika, seorang ibu Amerika mengatakan padaku dengan gundah bahwa putranya yang berusia 23 tahun telah memeluk Islam. Dia menikahi seorang Muslimah yang tidak pernah bertemu sebelumnya dalam pernikahan yang diatur oleh imamnya. Sekarang mereka telah punya seorang bayi. Putranya ingin pergi ke Afghanistan untuk bertempur bersama para Taliban untuk membunuhi tentara2 Amerika dan mati sebagai martir. Ibu ini juga mengatakan beberapa tahun sebelumnya, putranya berkata padanya bahwa setelah Islam menguasai Amerika, dia tidak akan ragu lagi untuk memancung kepala ibunya jika perintah untuk membunuh kafir dikumandangkan.

****
Samaira Nazir adalah wanita warga negara Inggris keturunan Pakistan berusia 25 tahun yang cerdas dan berpendidikan tinggi. Dia ditusuk sampai mati. Tenggorokannya disayat oleh saudara lakinya yang berusia 30 tahun dan saudara sepupunya yang berusia 17 tahun di rumah orang tua Samaira sendiri. Samaira dituduh mempermalukan keluarganya karena telah jatuh cinta dengan seorang pemuda Afghan yang dianggap keluarganya berasal dari tingkat sosial lebih rendah dan Samaira menolak dikirim balik ke Pakistan. Di bulan April 2005, Samaira dipanggil keluarganya sendiri dan seluruh keluarganya menyergapnya. Seorang tetangga menyaksikan Samaira berusaha melarikan diri tapi rambutnya dijenggut ayahnya dan menariknya masuk kembali ke dalam rumah dan lalu membanting daun pintu dengan keras.

Kata Pengantar: Ibn Warraq

Dr. Ali Sina lahir dari keluarga Muslim Iran. Beberapa anggota keluarganya adalah Ayatollah2. Seperti kebanyakan orang Iran yang berpendidikan tinggi, dia dulu percaya bahwa Islam adalah agama kemanusiaan yang menghargai hak2 azasi manusia. Tapi Dr. Sina juga dianugerahi pemikiran yang kritis, semangat bertanya, meneliti, dan melihat bukti yang nyata. Yang dia perlahan-lahan temukan tentang Islam sangat mengejutkan dirinya secara moral dan intelek. Hal ini membuat dia sadar, jauh sebelum terjadinya peristiwa 11 September, 2001, bahwa jika tiada orang yang menunjukkan wajah asli Islam agama yang sejak lahir dianutnya, maka dunia akan menghadapi sistem pemikiran dan kepercayaan yang tidak hanya akan menghancurkan dunia Barat saja, tapi seluruh budaya manusia pula. Sejak dia menyadari hal ini, Dr. Sina mengabdikan hidupnya untuk melakukan diskusi, kritik yang menunjukkan sisi Islam yang gelap. Hal ini dilakukannya di website-nya Faith Freedom International dan pernyataannya banyak dikutip berbagai sumber.

Pihak Barat dapat memanfaatkan murtadin seperti Dr. Sina, sama seperti dulu pihak Barat memanfaatkan orang2 yang meninggalkan Komunisme.

Sewaktu aku menulis Leaving Islam,
1 (Meninggalkan Islam), kutemukan analogi2 yang berguna untuk menggambarkan Komunisme dan Islam, seperti yang ditulis Maxime Rodinson2 dan Bertrand Russell ketika membandingkan pemikiran Komunis di tahun 1930-an dan Islamis di antara tahun 1990-an dan abad ke 21.

Ali Sina: Psychobiography Nabi Allah


Mengenal Muhammad
Sebuah Psychobiography dari nabi Allah
Oleh
Ali Sina
Diterjemahkan oleh:
Team Translator FFI
© Ali Sina. All Rights Reserved

Tentang Pengarang
Aku adalah warga negara Kanada keturunan Iran. Aku menerima pendidikan Islam di sekolah saat negara Iran masih sekuler dan kebangkitan Islam, meskipun sudah tampak beriak di permukaan, belum meledak. Saat itu hanya sedikit orang yang menyadari keadaan sebenarnya. Aku meninggalkan Iran sewaktu remaja sebelum terjadi Revolusi Islam untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Eropa. Di Eropa aku belajar berpikir merdeka dan tentang demokrasi. Demokrasi adalah konsep yang sama sekali asing dalam pemikiran Muslim sampai2 tiada kata yang sama artinya dengan kata ini dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang dipakai Muslim. Jika mereka tidak punya kata untuk istilah tertentu, maka mereka tidak tahu apa maknanya pula.

Setelah belajar sejarah filosofi Barat dan melihat perkembangannya yang mengakibatkan terjadinya Renaisans dan Pencerahan, aku mengambil kesimpulan bahwa dunia Muslim terbelakang karena mereka tidak memiliki kebebasan dalam berpikir. Akan tetapi, baru setelah membaca Qur’an dari halaman pertama sampai akhir, aku untuk pertama kalinya menyadari alasan keterbelakangan Muslim adalah Islam.

Setelah membaca Qur’an, aku kaget sekali. Aku sangat terkejut melihat kekerasan, kebencian, ketidaktepatan, kesalahan sains, kesalahan matematika, logika yang jungkir balik, kesalahan tata bahasa dan ketetapan etika yang tidak jelas. Setelah masa penuh rasa bimbang, bersalah, tak tentu arah, bathin tertekan, dan marah, akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa Qur’an bukanlah buku Tuhan, tapi buku penuh ayat2 setan, kepalsuan dan hasil dari pikiran yang sakit jiwa. Aku merasa seperti terjaga dan menyadari apa yang kualami bagaikan mimpi.