Minggu, 26 Juli 2009

AKAR-AKAR TERORISME DALAM AL'QURAN (by Mohammed Ghazoli)

Peristiwa seperti ini adalah mirip dengan perkawinan Muhammad dengan Juwairiyyah bint Al-Haris, yang terjadi ketika nabi membunuh ayah dan suaminya yang ditawan, lalu mengawini sang istri. Aisyah menjawab perilaku Muhammad ini dengan mengkhianatinya sebagaimana dikutip di atas.[1] Di sini, saya hanya mempersoalkan sebuah pertanyaan klasik: Apakah itu adalah perilaku dari seorang nabi yang diutus Tuhan? Sangat jelas bahwa Islam berkembang dilandasi dengan banyak darah tertumpah. Dimulai dengan perampasan, pembunuhan, pencurian dan perampokan karavan-karavan kaum Quraishi yang datang dari Damaskus ke Mekah. Kemudian berlanjut dengan menyerang kaum Yahudi, baik itu di Khaybar maupun di Medina, dan kaum Nasrani di Medina dan Taif juga tidak luput dari pembantaian.

Kaum Muslim hingga kini mengikuti langkah-langkah Muhammad, sebagai pendiri Islam. Itu sebabnya, hari ini kita menyaksikan para Islamist di Mesir merampok gereja-gereja dan toko-toko orang Kristen, membunuh mereka tanpa perasaan. Di Aljazair, Muslim fanatik telah membunuh orang-orang tidak berdosa tanpa pertanyaan, Muslim maupun non-Muslim, hanya karena merasa ada pihak-pihak yang menentang agenda politik dan agama Islam.

Senin, 13 Juli 2009

KEKERASAN, BUMERANG BAGI ISLAM?

TV Al-Jazeera tanggal 21 Februari 2006 menayangkan sebuah debat-interview dari MEMRI TV Clip yang menggemparkan dunia Islam. Seorang psikiater wanita Arab-Amerika, Dr. Wafa Sultan berdebat dengan Sheik Dr. Ibrahim Al-Khouli. Hasilnya begitu menghebohkan sehingga 3 minggu sesudahnya, Clip tersebut telah dikunjungi lebih dari 3 juta pemirsa pada website MEMRI TV. Intisari dari debat-interview tersebut juga dipetikkan dan diberitakan dalam halaman depan New York Times, tanggal 11 Maret 2006. Anda dapat menyaksikan Clip ini serta transkrip New York Times yang lengkap dengan mengunjungi www.memritv.org/search.asp?ACT=S 9&P1=1050 dan http://memri.org/bin/opener latest.cgi?ID=SD111306

Dalam debat interview tersebut, Dr Sultan mengkritisi dengan sengit para ulama Muslim, pejuang perang suci dan pemimpin politik yang dianggap telah melencengkan ajaran Nabi Muhammad dan Al-Quran selama 14 abad. Ia berkata bahwa dunia Muslim – yang dibandingkannya terhadap Yahudi – telah jatuh dalam pusaran kasihan diri dan kekerasan.

Dr Sultan berkata bahwa dunia tidak menyaksikan adanya bentrokan antar agama atau budaya, melainkan pertarungan antara modernitas dan barbanisme, suatu pertarungan dimana kekuatan kekerasan dan reaksioner Islam dipastikan akan dikalahkan.

(Inilah yang dikatakannya):
Wafa Sultan: “Bentrokan yang kita saksikan di seluruh dunia ini bukanlah bentrokan antar agama-agama atau antar budaya, melainkan bentrokan antara dua kubu yang saling bertentangan, antara dua era. Ini sebuah bentrokan antara mentalitas milik abad pertengahan terhadap mentalitas milik abad ke-21. Ini sebuah bentrokan antara peradaban dan keterbelakangan, antara yang beradab dan yang primitive, antara barbaritas dan rasionalitas.