Selasa, 19 Mei 2009

Bab 2: Riwayat Pribadi Muhammad

Terdapat puluhan ribu kisah/riwayat pendek tentang Muhammad. Kebanyakan adalah karangan/dibuat-buat, sebagian lainnya lemah dan diragukan kesahihannya, tapi sisanya dipercaya sebagai Hadits (tradisi/kisah/riwayat dari mulut kemulut) yang Sahih (otentik, benar). Dengan membaca Hadits Sahih ini, sebuah gambaran konsisten yang jelas dari Muhammad muncul dan dimungkinkan utk membuat evaluasi yang kurang lebih tepat mengenai karakternya dan keadaan psikologinya.

Gambar yang muncul adalah gambaran seorang yang narsistik. Dalam bab ini saya akan mengutip sumber-sumber berwenang dalam hal narsisisme dan kemudian akan mencoba menunjukkan bagaimana Muhammad cocok sekali dengan profil tersebut.

Para akademisi dan ilmuwan yang melakukan riset dalam hal ini telah dibatasi karena para muslim tidak mau dan tidak akan mengijinkan penyelidikan objektif kedalam Quran atau kehidupan Muhammad. Tapi, apa yang ditulis mengenai dia tidak hanya konsisten dengan definisi narsisme, tapi juga bisa dilihat dalam banyak tindakan aneh yang mirip, yang dilakukan oleh para muslim itu sendiri di seluruh dunia. Dengan demikian, penyakit kepribadian/jiwa dari satu orang telah ditularkan seperti sebuah warisan kepada para pengikutnya, dimana sakit kejiwaan dari satu orang, yang luar biasa dalam hal keasyikan-terhadap-dirinya-sendiri, telah menyebar dan menulari jutaan para pengikutnya, membuat mereka bertindak sama berbahaya, irasional dan asyik-sendiri.

Adalah melalui pengertian dari psikologi Muhammad, kekejamannya dan etika situasionalnya yang begitu penting bagi karakternya inilah, kita mulai untuk mengerti kenapa para muslim begitu tidak toleran, begitu suka kekerasan dan begitu paranoid. Kenapa mereka melihat diri sendiri sebagai korban ketika mereka sendirilah yang menjadi penyerang dan penyebab adanya korban!

Minggu, 17 Mei 2009

Bab I - SERANGAN-SERANGAN YANG DILAKUKAN MUHAMMAD (Bag 3)

Penyerangan

Orang Muslim biasanya bangga untuk membicarakan “peperangan” Muhammad. Kebanggaan ini tiada dasarnya. Muhammad menghindari perang sebenarnya. Dia lebih memilih penyergapan atau penyerangan mendadak sehingga dia bisa mengalahkan korban-korbannya yang kaget dan membantainya sewaktu mereka tidak siap dan tidak bersenjata.

Di sepanjang sepuluh tahun hidupnya, setelah hijrah ke Medina dan merasa kuat di tengah-tengah pengikutnya, Muhammad melalukan 74 penyerangan.1 Beberapa dari penyerangan ini adalah pembunuhan-pembunuhan atas perorangan saja, dan penyerangan lainnya melibatkan ribuan orang. Dia ikut dalam 27 usaha penyerangan dan ini disebut ghazwa. Penyerangan-penyerangan yang diperintahkannya tapi dia sendiri tidak ikut menyerang disebut sebagai sariyyah. Baik ghazwa maupun sariyyah berarti serangan mendadak atau penyergapan.

Jikalau Muhammad ikut menyerang, dia selalu berada di bagian belakang tentaranya, dilindungi tentara khususnya. Tiada keterangan manapun dalam biografi Muhammad yang menuliskan dia sendiri bertarung melawan musuh.

Kamis, 14 Mei 2009

Bab 1: Siapakah Muhammad?

(3) Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu, (4) dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. (5) Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (6) Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (8 ) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. (Q. 93:3-8)1

Marilah kita mulai dengan kisah Muhammad. Siapakah dia dan apa yang dipikirkannya? Di bab ini dengan singkat akan dijabarkan kejadian2 penting dalam hidupnya. Islam adalah sama dengan Muhammadisme. Muslim memang bilang mereka tidak menyembah siapapun selain Allah, tapi Allah hanyalah alter ego atau alias lain Muhammad, atau wujud karangannya sendiri. Dalam prakteknya, yang disembah Muslim sebenarnya adalah Muhammad dan memang itulah yang diinginkan Muhammad. Islam adalah aliran kepercayaan yang bersumber dari Muhammad. Kita akan baca kata2nya yang tercantum dalam Qur’an, yang diakuinya sebagai kata2 Tuhan, dan menilai dirinya melalui kacamata sahabat2 dan istri2nya.
Kita akan melihat bagaimana dia berubah dari pengkhotbah yang tidak dipedulikan orang2 menjadi pemimpin seluruh Arabia hanya dalam waktu sepuluh tahun, bagaimana dia memecah-belah orang2 agar bisa menguasai mereka, bagaimana dia membangkitkan keinginan memberontak dan benci dan marah orang2 untuk mengobarkan perang terhadap orang lain dan bagaimana dia menggunakan penyerangan2, perkosaan, siksaan, dan pembunuhan untuk membuat takut korban2nya dan menundukkan mereka.

Pengenalan

Setelah serangan 9/11 di Amerika, seorang ibu Amerika mengatakan padaku dengan gundah bahwa putranya yang berusia 23 tahun telah memeluk Islam. Dia menikahi seorang Muslimah yang tidak pernah bertemu sebelumnya dalam pernikahan yang diatur oleh imamnya. Sekarang mereka telah punya seorang bayi. Putranya ingin pergi ke Afghanistan untuk bertempur bersama para Taliban untuk membunuhi tentara2 Amerika dan mati sebagai martir. Ibu ini juga mengatakan beberapa tahun sebelumnya, putranya berkata padanya bahwa setelah Islam menguasai Amerika, dia tidak akan ragu lagi untuk memancung kepala ibunya jika perintah untuk membunuh kafir dikumandangkan.

****
Samaira Nazir adalah wanita warga negara Inggris keturunan Pakistan berusia 25 tahun yang cerdas dan berpendidikan tinggi. Dia ditusuk sampai mati. Tenggorokannya disayat oleh saudara lakinya yang berusia 30 tahun dan saudara sepupunya yang berusia 17 tahun di rumah orang tua Samaira sendiri. Samaira dituduh mempermalukan keluarganya karena telah jatuh cinta dengan seorang pemuda Afghan yang dianggap keluarganya berasal dari tingkat sosial lebih rendah dan Samaira menolak dikirim balik ke Pakistan. Di bulan April 2005, Samaira dipanggil keluarganya sendiri dan seluruh keluarganya menyergapnya. Seorang tetangga menyaksikan Samaira berusaha melarikan diri tapi rambutnya dijenggut ayahnya dan menariknya masuk kembali ke dalam rumah dan lalu membanting daun pintu dengan keras.

Kata Pengantar: Ibn Warraq

Dr. Ali Sina lahir dari keluarga Muslim Iran. Beberapa anggota keluarganya adalah Ayatollah2. Seperti kebanyakan orang Iran yang berpendidikan tinggi, dia dulu percaya bahwa Islam adalah agama kemanusiaan yang menghargai hak2 azasi manusia. Tapi Dr. Sina juga dianugerahi pemikiran yang kritis, semangat bertanya, meneliti, dan melihat bukti yang nyata. Yang dia perlahan-lahan temukan tentang Islam sangat mengejutkan dirinya secara moral dan intelek. Hal ini membuat dia sadar, jauh sebelum terjadinya peristiwa 11 September, 2001, bahwa jika tiada orang yang menunjukkan wajah asli Islam agama yang sejak lahir dianutnya, maka dunia akan menghadapi sistem pemikiran dan kepercayaan yang tidak hanya akan menghancurkan dunia Barat saja, tapi seluruh budaya manusia pula. Sejak dia menyadari hal ini, Dr. Sina mengabdikan hidupnya untuk melakukan diskusi, kritik yang menunjukkan sisi Islam yang gelap. Hal ini dilakukannya di website-nya Faith Freedom International dan pernyataannya banyak dikutip berbagai sumber.

Pihak Barat dapat memanfaatkan murtadin seperti Dr. Sina, sama seperti dulu pihak Barat memanfaatkan orang2 yang meninggalkan Komunisme.

Sewaktu aku menulis Leaving Islam,
1 (Meninggalkan Islam), kutemukan analogi2 yang berguna untuk menggambarkan Komunisme dan Islam, seperti yang ditulis Maxime Rodinson2 dan Bertrand Russell ketika membandingkan pemikiran Komunis di tahun 1930-an dan Islamis di antara tahun 1990-an dan abad ke 21.

Ali Sina: Psychobiography Nabi Allah


Mengenal Muhammad
Sebuah Psychobiography dari nabi Allah
Oleh
Ali Sina
Diterjemahkan oleh:
Team Translator FFI
© Ali Sina. All Rights Reserved

Tentang Pengarang
Aku adalah warga negara Kanada keturunan Iran. Aku menerima pendidikan Islam di sekolah saat negara Iran masih sekuler dan kebangkitan Islam, meskipun sudah tampak beriak di permukaan, belum meledak. Saat itu hanya sedikit orang yang menyadari keadaan sebenarnya. Aku meninggalkan Iran sewaktu remaja sebelum terjadi Revolusi Islam untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Eropa. Di Eropa aku belajar berpikir merdeka dan tentang demokrasi. Demokrasi adalah konsep yang sama sekali asing dalam pemikiran Muslim sampai2 tiada kata yang sama artinya dengan kata ini dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang dipakai Muslim. Jika mereka tidak punya kata untuk istilah tertentu, maka mereka tidak tahu apa maknanya pula.

Setelah belajar sejarah filosofi Barat dan melihat perkembangannya yang mengakibatkan terjadinya Renaisans dan Pencerahan, aku mengambil kesimpulan bahwa dunia Muslim terbelakang karena mereka tidak memiliki kebebasan dalam berpikir. Akan tetapi, baru setelah membaca Qur’an dari halaman pertama sampai akhir, aku untuk pertama kalinya menyadari alasan keterbelakangan Muslim adalah Islam.

Setelah membaca Qur’an, aku kaget sekali. Aku sangat terkejut melihat kekerasan, kebencian, ketidaktepatan, kesalahan sains, kesalahan matematika, logika yang jungkir balik, kesalahan tata bahasa dan ketetapan etika yang tidak jelas. Setelah masa penuh rasa bimbang, bersalah, tak tentu arah, bathin tertekan, dan marah, akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa Qur’an bukanlah buku Tuhan, tapi buku penuh ayat2 setan, kepalsuan dan hasil dari pikiran yang sakit jiwa. Aku merasa seperti terjaga dan menyadari apa yang kualami bagaikan mimpi.